Breaking

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

KSPI Sebut Gelombang PHK Besar Terjadi pada 2018

KSPI Sebut Gelombang PHK Besar Terjadi pada 2018
Presiden KSPI Said Iqbal (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Jakarta, Narasnews.com - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan dalam beberapa waktu terakhir telah terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.

Yang terbaru, PT Hero Supermarket Tbk yang memberhentikan 532 karyawannya.

Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, ‎ada PHK karyawan Hero Supermarket membuktikan jika gelombang PHK besar-besaran sedang terjadi.

"Kementerian Ketenagakerjaan mengatakan sepanjang tahun 2018, hanya ada 3.362 orang buruh yang di PHK. Namun data tersebut tidak sesuai dengan fakta di lapangan," ujar dia di Jakarta, Senin (14/1/2019).


‎Said menyatakan, pihaknya telah mencatat beberapa kasus PHK yang terjadi sepanjang 2018. Di Serang, Banten, dilaporkan PHK terjadi di PT. Alcorindo sekitar 600 orang buruh, PT RWA sekitar 660 orang buruh, PT Grand Pintalan sekitar 50 orang buruh.

"Kemudian ada sebuah pabrik garmen yang melakukan PHK terhadap 600 orang buruh," kata dia.

Di Bogor, Jawa Barat, PT IKP yang tutup menyebabkan sekitar 600 orang buruh terkena PHK. Sementara PT Tanashin juga dalam proses melakukan PHK, di mana 300 orang buruh terancam kehilangan pekerjaan.

"Di Jakarta, PHK juga terjadi di PT FNG yang mengakibatkan sekitar 300 orang buruh kehilangan pekerjaan, di PT Pasindoi sekitar 56 orang buruh," ungkap dia.

PHK besar-besaran juga terjadi di Purwakarta. Said mengungkapkan, tutupnya PT OFN mengakibatkan sekitar 1.800 orang buruh di PHK. Kemudian, PT Dada Indonesia yang menyebabkan 1.300 orang buruh di PHK, dan PT Iljunsun menyebabkan 1.400 orang buruh di PHK.

Selanjutnya

Massa buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyemut di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (10/11). Puluhan ribu buruh berunjuk rasa menuntut agar UMP di Jakarta direvisi dari Rp3,6 juta menjadi Rp3,9 juta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara di Subang, tutupnya PT Hanson Yeol menyebabkan 3.100 orang buruh terkena PHK. Sedangkan di Cimahi, PHK terjadi di PT SN yang bergerak di industri garmen mengakibatkan 400 orang buruh kehilangan pekerjaan.

"Selain data-data di atas, masih banyak yang saat ini dalam proses pencatatan. Bisa diketahui, dari tiga pabrik di Purwakarta saja, telah terjadi PHK di PT OFN 1.800 orang, PT Dada Indonesia 1.300 orang, dan PT Injunsun 1.400 orang dengan total 4.500 orang buruh di PHK. Bagaimana mungkin Menaker mengatakan di seluruh hanya 3.362 orang buruh di PHK?" kata dia.

Said juga menyayangkan tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan kasus-kasus PHK yang terjadi. Jika hal ini dibiarkan, pada 2019-2020, akan semakin banyak buruh yang di PHK, terlebih revolusi industri 4.0 sudah di depan mata.

"Lebih penting yang harus dilakukan adalah membuat regulasi terkait revolusi industri dan bagaimana memproteksi agar tidak terjadi PHK besar-besaran akibat revolusi industri," tegasnya.

Berdasarkan catatan KSPI, sektor industri yang juga akan terancam terjadi PHK meliputi garmen, tekstil, elektronik, otomotif, farmasi, industri baja, semen, dan sebagainya.‎

"Apalagi berdasarkan kajian McKinsey Global Institute, sebanyak 52,6 juta lapangan pekerjaan di Indonesia terancam tergantikan otomatisasi," tandas dia. (Liputan6)

Posting Komentar

0 Komentar